'kopi pasta dari dakwah.info'
Pendahuluan
“ Dan tiadalah kami mengutus kamu, melainkan untuk menjadi rahmat bagi semesta alam. “
( QS. 21 : 107 )
Allah mewajibkan setiap muslim berdakwah, agar mantap merealisasikan misi keberadanya dimuka bumi.
“ Hai anakku, dirikanlah sholat dan suruhlah ( manusia ) mengerjakabn yang baik dan cegahlah ( mereka ) dari perbuatan yang mungkar dan bersabarlah terhadap apa yang menimpa kamu. Sesungguhnya yang demikian itu termasuk hal-hal yang diwajibkan (oleh Allah)”
( QS. 31 : 18 )
“ Siapakah yang lebih baik perkataanya daripada orang yang menyeru kepada Allah, mengerjakan amal shaleh dan berkata, “ sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang berserah diri?”
(QS. 41 : 33 )
Untuk berdakwah, kita perlu memahami tahapan da’wah. Secara umum, ada 2 tahapanda’wah, yakni da’wah umumj ( ‘ammah ) dan da’wah khusus ( khoshshoh ). Da’wah ammah adalah da’wah yang ditujukan kepada masyarakat umum tanpa adanya hubungan yang intensif antara da’i ( orang yang berdakwah ) dan mad’u ( orang yang di da’wahi ). Follow up ( kelanjutan) dari da’wah ammah adalah da’wah khoshshoh. Yaknida’wah kepada orang-orang terbatas yang ingin bersungguh-sungguh mengamalkan islam. Hubungan antara da’i dan mad’u berlangsung intensif pada da’wah khoshshoh. Umumnya, mad’u pada dakwau ini dikumpulkan dalam kelompok-kelompok kecil berjumlah 3-12 orang yang disebut dengan halaqah ( lingkaran ). Didalam halaqah inilah murrobi ( Pembina ) berada. Murrobi adalah seorang da’i yang membina mad’u dalam halaqah. Ia bertindak sebagai qiyadah ( pemimpin ), ustadz ( guru ), walid ( orang tua ), dan shohabah ( sahabat ) bagi mad’unya. Peran multi fungsi itu menmyebabkan seorang murrobi perlu memiliki berbagai macam ketrampilan, antaras lain ketrampilan memimpin, mengajar, membimbing, dan bergaul. Mencetak murrobisukses bukanlah hal yang mudah. Ada beberapa kendala yang menghadang. Kendala tersebut dapat dikelompokan dalam 3 bagian :
1. Kendala kemauan
yakni kendala berupa belum munculnya kesadaran dan motivasi yang tinggi dari sebagian kita untuk menjadi murrobi
2 Kendala kemampuan
yakni kendala berupa minimnya pengetahuan dan pengalaman menjadi murrobi.
3 Kendala kesempatan
Yakni kendala ketiadaan waktu dan kwesempatan untuk menjadi murrobi.
Mestinya, berbagai kendala tersebut dapat di atasi dengan kekuatan iman dan taqwa kepada Allah SWT. Tanpa kekuatan iman dan taqwa, obsesi menjadi murrobi sukses menjadi musykil dilakukan.
Selain dengan iman dan taqwa, untuk mengatasi berbagai kendala itu kita juga harus menyadari beberapa keutamaan menjadi murrobi, diantaranya :
1. Melaksanakan kewajiban syar’i
2. Menjalankan Sunnah Rasul
3. Mendapatkan pahala yang berlipat ganda
4. Mencetak pribadi-pribadi unggul
5. Belajar berbagai ketrampilan
6. Meningkatkan iman dan taqwa
7. Merasakan manisnya ukhuwah
Syarat Murrobi
Dalam membina mad’unya, ia perlu memenuhi beberapa persyaratan, antara lain:
1. Memiliki pengetahuan tentang islam sebagai minhajul hayyah ( metode hidup ), khususnya menguasai kurikulum halaqah ( yang biasanya dibuat oleh jama’ah )
2. Mempunyai kemampuan membaca dan menulis huruf arab, meskipun tingkat dasar.
3. Tidak terbata-bata dalam membaca Al Qur’an.
4. Mempunyai klemampuan mengorganisir
5. Mempunyai kemampuan merespon dan menyelesaikan masalah
6. Mempunyai kemampuan menyampaikan ide dan pengetahuanya kepada orang lain
7. Berusaha menghiasi dirinya dengan akhlaq islami, khususnya akhlak seorang murrobi
Tugas dan Hak Murrobi
Sebagai pemimpin dalam halaqah, murrobi perlu memahami tugas-tugasnya. Tugas murrobi adalah :
1. Memimpi pertemuan
2. Mengambil keputusan dalam syuro’ halaqah.
3. Menasehati dan mengupayakan pemecahan masalah mad’u
4. Mempertimbangkan usulan dan kritik mad’u
5. Mengawasi dan mengkoordinir penghimpunan dan penyaluran infaq
6. Menghidupkan suasana ruhiyah, fikriyah dan da’wiyah dalam halaqah.
7. Membangun kinerja halaqah yang solid, sehat, dinamis, produktif dan penuh ukhuwah.
8. Memahami dan menguasai kondisi mad’u serta maningkatkan potensi mereka
9. Meneruskan dan mensosialisasikan informasi dan kebijakan jama’ah
10. Mengupayakan terealisasinya berbagai program halaqah dan jama’ah dalam lingkup halaqah
Untuk melaksanakan tugas tersebut, murrobi mempunyai hak untuk :
1. Didengar dan ditaati
2. Diminta pendapat
3. Dihargai dan dihormati
4. Mengajukan permintaan bantuan untuk melaksanakan tugas
5. Memutuskan kebijakan
6. Membentuk kepengurusan halaqah
Tujuan dan sasaran Halaqah
Tujuan tersebut dijabarkan dalam 4 sasaran halaqah, yaitu :
1. Tercapainya 10 muwashofat ( sifat-sifat ) tarbiyah
a. Aqidah yang bersih ( salimul aqidah )
b. Ibadah yang benar ( shohihul ibadah )
c. Akhlaq yang kokoh (matinul khuluq )
d. Penghasilan yang baik dan cukup (qodirul ‘alal kasbi )
e, Pikiran yang berwawasan ( mutsafaqul fikr )
f. Tubuh yang kuat ( qowiyul jism )
g. Mampu memerangi hawa nafsu ( mujahidu linafsihi )
h. Mampu mengatur segala uirusan (munazhom fi syu’unihi )
i. Mampu memlihara waktu (harisun ‘ala waqtihi )
j. bermanfaat bagi orang lain ( nafi’un lighoriihi )
2. Tercapainya ukhuwah islamiyah
3. Tercapainya produktivitas dakwah ( berupa tumbuhnya da’i dan murrobi baru )
4. Tercapainya pengembangan potensi mad’u
sama-sama kita muhasabah ye
ilal liqa'
No comments:
Post a Comment